Category Archives: inspirasi

>7 Keajaiban Rejeki (review part 1)

Posted on

>

 Seandainya kemiskinan itu berwujud manusia, maka aku akan membunuhnya
-Khalifah Ali-

 Ehm..ehm..

Assalamu’alaikum smua..
Masih nyambung postingan sebelumnya tentang bukunya mas Ippho Santosa yang masih bikin penasaran. Nah, sekarang nich uda kelar bacanya, uda sejak lusa kemaren siy, tapi baru sempet posting sekarang. Nah, sesuai pesan di buku tsb, skr buku saya sudah berpindah tangan untuk sementara waktu a.k.a dipinjemin ke temen. 

Personally, saya menyukai buku seri-otak-kanan seperti 7 keajaiban rejeki ini karena membacanya seperti kembali melakukan perjalanan ke otak kanan saya yang memang dominan walaupun secara nyata saya bergerak di bidang angka2 gila (red: akuntansi). Thats why, saya merupakan oknum di wilayah bidang saya. Lha gimana ga oknum kalo pemikiran saya memang sangat sering, saya ulangi: sangat sering bersebrangan dengan kawan2 sejawat. Contohnya, saya memang cenderung memilih menjadi pihak yang mengandalkan keyakinan ddalam hal memohon kepindahan tempat kerja dibanding ribet mencari koneksi sana sini. Jadi tak heran kenapa saya sering dianggap aneh dan ga logis (aneh koq jumawa (: ). Contoh sepele pernah saya ceritakan di postingan beberapa waktu lalu mengenai deskripsi pada suatu foto yang mendapat protes keras dari temen2 tentang tulisan yang menjadi baground dekstop PC kerja saya tersebut. Sepele, tapi cukup membuat saya ter’cap sebagai makhluk langka lagi.

Ga masuk akal, ga logis, itu adalah ciri manusia golongan kanan, begitu kata mas Ippho di buku tersebut. Pendapat golongan kanan memang ndak bisa diterima oleh logika yang ada di otak kiri. 

Singkatnya, 
buku mas Ippho ini mengungkap rahasia bagaimana meledakkan rejeki dalam 99 hari atau bahkan kurang. Yang belum baca pasti lansung komentar “Gimana bisa?!”. Itulah kenapa meski di dalam pesawat, ngantuk saya hilang begitu menelusuri kata demi kata dalam buku dengan 191 halaman ini.


Mas Ippho merangkum masing2 ‘dinamit’ ajaib itu dalam 7 keajaiban (namanya juga 7 kejaiban rejeki):

1. Sidik Jari Kemenangan (Lingkar Diri)


  Mas Ippho menyebut sidik jari karena sidik jari satu orang dengan orang lain pasti berbeda. Begitu juga pribadi masing2 manusia. Yang saya tangkap dari bab ini ada LOA. Apa itu LOA? LOA ada Law of Attraction atau Hukum tarik menarik. Tapi tunggu dulu, ini ga ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan alam yang dulu kita pelajari di sekolah. Jauuuh…


Dalam hal ini, yang erat kaitannya dengan LOA yaitu doa, atau impian dan harapan. Ketiganya sama yang jika ditingkatkan makan daya tarik kejadiannya akan semakin kuat pula. Allah itu sesuai dengan prasangkaan hambaNya, itu intinya. Jadi semakin kita memohon, semakin kita YAKIN kita mampu, maka semakin dekat hingga akhirnya dapat mewujudkannya. 

Huh, dengan membaca bab ini, saya mulai mengawali untuk menanam khuznudhon’isme terhadap diri saya sendiri. Contohnya: “Yak, din, kamu pasti sebentar lagi punya lapak dagang dengan keuntungan yang mengalir seperti air! Gampang untuk Allah ngasih omset 50 juta per bulan”. Tanamkan..tanamkan!! Onion Icons >> lebay

 
2. Sepasang Bidadari

 
Keajaiban yan kedua adalah dengan menganyam senyuman di wajah sepasang bidadari. 

Bidadari pertama adalah ibu. Orang tua pada pokok umumnya. Ridho orang tua adalah ridho Yang Maha Kuasa, dan kesuksesan tidak mungkin tanpa keridhaan ortu. Doa ortu juga merupakan kunci pintu rizki yang sangat ampuh. Di bab ini mas Ippho memaparkan pengalaman-pengalaman para pengusaha yang telah mencapai kemapanan financial atau kesuksesan karena peran dan doa orang tua.

Turunnya bidadari yang kedua adalah istri, atau pasangan kita secara bahasan umumnya. Dengan menikah maka pintu-pintu rejeki yang masih tertutup akan terbuka.

Hormat dan menghargai orang tua dan pasangan hidup kita sangat menunjang kesuksesan seseorang. Karena hal tersebut akan membawa kebahagiaan bagi masing-masing yang berdampak positive bagi kehidupannya sehingga memacu hasil yang positif pula sesuai dengan apa yang diimpikannya.

Nah lhoo, makanya yang belum nikah, buruan nikah gih, biar pintu rejekinya cepet terbuka. Ga percaya??? Siapa bilang nikah bikin miskin? siapa bilang nikah bikin sengsara? Menikah itu tuntunan, dan tidak mungkin tuntunan itu merugikan. Hehehe, buktiin aja! Onion Icon

Hosh..hoshh…
Capek, dilanjut nanti ya, biar ga kepanjangan kek jurnal atau esay.. 


wait for next part.. ^^


-semoga bermanfaat-





>7 Keajaiban Rejeki "yg masih bikin penasaran"

Posted on

>

Ini belum awal bulan, dan tentunya masih kosong pekerjaan yang ada di meja. Pada tepatnya karena memang ‘jualan setrumnya’ belum tutup buku untuk bulan ini.

Tadinya hari ini mau menghabiskan bukunya mas Ippho Santosa yang kurang 2 bab lagi setelah saya baca sejak kemaren sore. Tidak biasa sebenarnya saya tahan untuk baca di atas kendaraan, apalagi lebih dari 1 jam. Untuk novel bestseller internasional aja masih saja mampu membuat saya tidur dengan nyenyaknya di kendaraan. Tapi tidak untuk 7 Keajaiban Rejeki karya mas Ippho ini.

Awalnya memang saya sudah ngantuk, tapi karna posisinya ga bisa tidur di tempat umum.. (red: ruang tunggu), jadi saya mulai membaca 7KR yang niatnya dibaca besoknya aja di kos.
Dan hasilnya, bukan cuma bisa membunuh waktu dan menghilangkan kantuk saya, tapi juga membuat saya tak berpaling saat ada dua anak kecil dengan aksi lucunya di depan saya. Ehm, untuk anak kecil ini, biasanya mereka adalah penarik perhatian bagi saya.. Maklum, mom wanna be, kalo bahasannya twitter #momwannabe. hehehe.

Bahasa yang dipaparkan jauh dari kesan menggurui, namun seperti sahabat yang menasehati. Yang sangat saya sukai dari mas Ippho adalah caranya yang menyajikan dengan menghubungkan semuanya dengan nilai2 Islam, namun mencontohkannya dengan cara yang universal. Sungguh saya sangat terkesan..

Dan sekarang, masih kurang 2 bab lagi karna semalam memang sudah tepar. Tadinya berniat membacanya di kantor saat luang seperti ini, tapi termyata ga klupaan..hehehe.. Nah, makanya pengen buru2 pulang dan segera kembali melahap tiap katanya, mencerna jalan-jalan menuju keajaiban dengan otak kanan.

Beidewei soal otak kanan ini, seribu persen saya tidak pernah meragukannya. Bahkan bisa dibilang buku ini menguatkan perasaan saya selama ini. Yang saya sesalkan, kenapa ga dari dulu buku tersebut terbit… atau kenapa ndak dari dulu2 saya buat buku seperti itu, hehe,,,kalo yang ini semacam ngaco.

Nah, karna buku ini juga saya benar2 menuliskan impian2 saya dengan detail. Dasar otak kiri, masih saja mempengaruhi saya utk kmuadian membatin, “mungkin ga, ya..koq kayanya susah”. Tapi, dengan modal ‘berpura2 terjadi, maka dengan gagah akan saya tantang otak kiri saya dengan:”Bisa koq, ini mah kecil untuk Allah, harganya kan cuma seperti menjual komponen setetes embun pagi”.
Kenapa harus ribet, mulai aja dari sekarang, dan saya sedang mempraktekkannya, satu demi satu…

NExt, kita bahas di post lain utk ini..setelah 7 Keajaiban Rejeki, Marketing is Bullshit sudah menunggu di antrian belakangnya. Thx utk mas Ippho atas bacaan segarnya…yang menggugah kesadaran otak bawah sadar..

^^

>Ilmu tersebar meski sudah tiada… (Nurul F Huda)

Posted on

>

Dan saya kembali belajar tentang hidup dari seseorang yang kabar ketiadaannya saya dengar pagi ini lewat twitter penulis favorit, asma nadia.

Yap, Nurul F Huda, beberapa kali namanya memang kulihat di toko2 buku. Maka ketika ada kabar di twitter, segera aq menuju milis, dan benar aja,,,sederetan doa dari sesama penulis hingga anggota milis biasa seperti saya mulai tersusun dalam inbox. Disusul dengan goresan cerita dari kawan penulisnya mbak Mukti Amini tentang memori perbincangan sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pagi ini pukul 03.15 di RSUD dr. Sardjito, Jogja.
Terus terang, saya tidak begitu mengenal sosok ini. Namun, kemudian saya ingat beberapa buku yang dulu sempat saya pinjam dari teman seangkatan sewaktu kuliah adalah karyanya (minjem sich, jadi ga nongkrong di rak koleksi buku..hehe). Dari situ saya mulai mencari tau sosok Nurul F Huda ini lewat mbah gugel. Dan benar dugaan saya, penulis memang nggak jauh2 dari blog, dan akhirnya saya menemukan blog, twitter, hingga FB nya yang sudah penuh dengan ucapan belasungkawa dan doa.
Blog nya menarik, dan penuh dengan muatan ilmu ‘keperempuanan’. Goresan tiap katanya mudah dimaknai dan penuh pemikiran. Ah, kemana saja saya baru tau, padahal saat cerita itu diterbitkan saya tentu saja masih ada di Jogja, kotagede, yang  tidak jauh dari Piyungan, tempatnya dan kedua putra putrinya.
Baru sekilas asaya membaca beberapa postnya, dan saya belajar. Satu lagi ibu dan muslimah sejati di mata saya yang patut menjadi contoh kesabaran dan perjuangan. Next post, akan saya sunting tulisannya yang sangat apik tentang “Perempuan Rumahan” dan “Calon Menantu” yang menggelitik namun menggoreskan ilmu dan renungan.
Nurul F Huda.. Sekarang ibu itu telah tiada, meninggalkan dua jundinya yang masih kecil karena kondisi jantung bawaannya. Namu kehebatannya berjuang cukup membuat saya terkagum dan haru. Semoga Allah memuliakannya, karna baru 12 jam ketiadaannya, ia bahkan masih menyumbang ilmunya untuk saya, dan perempuan lainnya.
I wanna be like her… memberi ilmu meski telah tiada..